Menilik Kembali Sejarah Berdirinya PSSI

Tepat tanggal 30 Mei 2015 kemarin, tergores sejarah baru perihal PSSI. Melalui surat resmi yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, PSSI dijatuhi sanksi karena dianggap melanggar statuta FIFA, yakni intervensi pemerintah. Dengan dijatuhinya sanksi ini, PSSI diembargo dari pergaulan sepakbola internasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Nah, ditengah hebohnya masalah PSSI-Menpora-FIFA, sudah tahukah kalian mengenai sejarah PSSI? Alangkah baiknya kita melengkapi pengetahuan perihal sejarah PSSI, agar tak hanya berbacar mulut dan akhirnya ahistoris mengenai organisasi sepakbola Indonesia ini. Siapkan kapal, mari tengok ke belakang.

Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) lahir pada 19 April 1930 di Yogyakarta dengan dibidani oleh seorang insinyur Indonesia lulusan Sekolah Teknik Tinggi Heckelenburg, Jerman, bernama Soeratin Sosrosoegondo. Latar belakang dan sabab musabab berdirinya PSSI tak bisa dilepaskan dari sosok Soeratin ini.

Berawal dari kegemaranya bermain sepakbola dan semangat nasionalisme Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Soeratin melihat peluang besar sepakbola sebagai wadah penyemai nasionalisme di kalangan pemuda, untuk menentang Koloni Belanda.

Kemudian untuk merealisasikan cita-cita luhurnya, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar terhindar dari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian ketika diadakannya pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta dengan Soeri - ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta) bersama dengan pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi persepakbolaan kebangsaan, yang selanjutnya di lakukan juga pematangan gagasan tersebut di kota-kota lainya.

Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil - wakil dari VIJ (Sjamsoedin - mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru, juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji. Dari pertemuan tersebut maka, lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) nama PSSI ini diubah dalam kongres PSSI di Solo 1950 menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang juga menetapkan Ir. Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI.

Begitu PSSI terbentuk, Soeratin dkk segera menyusun program yang pada dasarnya "menentang" berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Belanda melalui NIVB. PSSI melahirkan "stridij program" yakni program perjuangan seperti yang dilakukan oleh partai dan organisasi massa yang telah ada. Kepada setiap bonden/perserikatan diwajibkan melakukan kompetisi internal untuk strata I dan II, selanjutnya di tingkatkan ke kejuaraan antar perserikatan yang disebut "Steden Tournooi" dimulai pada tahun 1931 di Surakarta.

Pada tahun 1938 atas nama Dutch East Indies, NIVU mengirimkan timnya ke Piala Dunia 1938, namun para pemainnya bukanlah berasal dari PSSI melainkan dari NIVU walaupun terdapat 9 orang pemain pribumi / Tionghoa. Hal tersebut sebagai aksi protes Soeratin, karena beliau menginginkan adanya pertandingan antara tim NIVU dan PSSI terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian kerjasama antara mereka, yakni perjanjian kerjasama yang disebut "Gentelemen's Agreement" yang ditandatangani oleh Soeratin (PSSI) dan Masterbroek (NIVU) pada 5 Januari 1937 di Jogyakarta. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera yang dipakai adalah bendera NIVU (Belanda). Dalam kongres PSSI 1938 di Solo, Soeratin membatalkan secara sepihak Perjanjian dengan NIVU tersebut.

Soeratin mengakhiri tugasnya di PSSI sejak tahun 1942, setelah sempat menjadi ketua kehormatan antara tahun 1940 - 1941, dan terpilih kembali di tahun 1942. Pasca masa Soeratin, PSSI bergabung dengan FIFA sejak 1 November 1952 saat Kongres FIFA di Helsinki dan 63 tahun kemudian, PSSI dicabut hak keanggotaanya dari FIFA sejak 30 Mei 2015 akibat pergulatanya dengan Menpora.

Referensi
Situs Resmi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI



Comments

Popular Posts