Di Halaman Belakang
Aku duduk di halaman belakang
dikelilingi serdadu hujan yang terjun riang
ditemani udara dingin memeluk tenang
membayangkan waktu tak dapat dipandang
semakin ku pandang, semakin melintang
Aku bersandar di halaman belakang
sejenak menertawai hidup yang malang
dalam satu atau tiga tegukan panjang
hingga hangat memberi salam senang
baru saja menggenang sudah menghilang
Oh, laki-laki yang malang
di tanganya mengepul sigaret sebatang
di halaman belakang, asapnya terus membayang
laiknya panggung pertunjukan wayang
[nf]
Comments
Post a Comment